Berkah Herbal

Senin, 24 Oktober 2011

Wahai Pemimpin, Belajarlah pada Juru Masak!


Sebagian orang menganggap profesi juru masak adalah pekerjaan rendah dan tidak bisa dibanggakan. Padahal, sebuah rumah makan tidak akan mampu bertahan tanpa memiliki juru masak yang diandalkan. Restoran juga akan sepi pembeli bila tidak bisa menghadirkan citarasa masakan yang enak.

Aktivitas masak-memasak adalah seni menggabungkan bahan baku dengan aneka bumbu yang memiliki aneka rasa yang berbeda  dan dengan komposisi yang tepat maka akan tercipta masakan dengan citarasa yang enak untuk dinikmati. Setiap bumbu memiliki rasa yang khas dan fungsi yang berbeda satu sama lain, sehingga diperlukan sentuhan dalam memadukan semua perbedaan yang ada. Ketidakmampuan memadukan perbedaan yang dimiliki setiap bumbu akan menghasilkan citarasa yang ngaco dan sulit dinikmati seperti terlalu asin, terlalu pedas, atau malah terlalu hambar.

Tidak berlebihan bila kita sebut juru masak adalah manajer yang mengatur fungsi dan peran setiap bahan baku dan bumbu yang dipadu dalam sebuah masakan. Tidak berlebihan pula bila kita sebut juru masak adalah pemimpin yang mengatur kapan bahan baku dan bumbu dipadukan, serta berapa besar peran dan tanggung jawab setiap bumbu untuk memberikan rasa pada setiap masakan. Sehingga setiap peran tidak dilakukan over lapping.

Seandainya pemimpin kita banyak belajar pada juru masak tentu dalam menyusun kombinasi staf dan pembantunya akan mempertimbangkan setiap kemampuan dan kompetensi yang ada pada staf dan pembantunya tersebut. Karena dialah Pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas tercapainya tujuan dan bertanggung jawab atas apa yang ia pimpin.

Pelatih sepakbola adalah pemimpin atas skuad kesebelasan sepakbola. Keberhasilan sebuah tim adalah keberhasilan ia meramu para pemain yang ditunjukkan oleh keberhasilan mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Tidak perlu ragu dan menunggu masukan sana-sini untuk mengambil keputusan, karena ia adalah pemimpin, dan show must go on.....

Presiden adalah pemimpin, sehingga tidak perlu menunggu masukan sana-sini dalam menentukan susunan kabinetnya. Keberhasilan kinerja kabinet adalah keberhasilan presiden sebagai pemimpin, bukan keberhasilan koalisi. Demikian juga bila terjadi kegagalan juga tanggung jawab presiden sebagai pemimpin bukan tanggung jawab koalisi.

Dan semoga saja Menkumham yang baru dilantik juga sudah tidak “jetlag” lagi dengan jabatan yang baru diterimanya.  Mosok menjalankan tugas Kementerian Hukum dan Ham dengan dua kepala  Menteri dan Wakil Menteri. Terus nanti yang bertanggung jawab siapa? Nah kalau memiliki kebijakan yang saling berseberangan, siapa yang mengambil keputusan dan tanggung jawab??

Tidak ada komentar: