Asal mula kata sepeda berasal dari kata velocipede, pertama kali ditemukan di Perancis, yaitu alat bantu berbentuk dengan dua roda dan konstruksi rangka dari bahan kayu, tanpa engkol untuk mengayuh dan tanpa stang. Bisa dibayangkan fungsinya mungkin hanya bisa meluncur tanpa bisa dikendalikan apalagi di rem. Pada tahun 1818 di Jerman, Mister Baron Karls Drais Von Sauerbronn mengutak-atik bentuk sepeda agar lebih enak digunakan. Hasilnya malah mirip kereta kuda daripada bentuk sepeda, sehingga banyak yang menyebut hasil karyanya dengan sebutan dandy horse.
Sepeda masa kini telah mencapai bentuk dan manfaat beraneka ragam. Di pedesaan, manfaat utama sepeda adalah untuk alat transportasi, baik untuk transportasi biasa bagi si pengendaranya maupun untuk mengangkut beban seperti barang dagangan, hasil pertanian, dan lainnya. Bentuk sepeda dengan bahan rangka dari besi sangat cocok untuk kebutuhan tersebut. Biasanya dilengkapi dengan lampu dengan dinamo kecil yang digerakkan oleh roda, untuk menerangi perjalanan malam hari. Sepeda kumbang atau disebut sepeda laki-laki karena terdapat sambungan pipa tepat dibawah sadel hingga dibawah kemudi/stang.
Sepeda jenis inilah pertama kali saya belajar. Waktu itu karena postur tubuh saya belum bisa menjangkau duduk diatas sadel dan bersandar dengan sebelah kaki ke tanah, maka saya mencoba dengan cara "kodok" yaitu mengayuh dengan posisi kaki kanan masuk menjangkau pedal melalui bawah besi "selakangan". Dengan posisi badan disamping kiri saya mencoba sedikit demi sedikit mengayuh sepeda sambil menjaga keseimbangan. Sempat beberapa kali terjatuh dan mulut berdarah karena saat posisi jatuh mengenai ujung stang.
Sadel sepeda ini biasanya terbuat dari kulit asli dengan anyaman per dibawahnya, sehingga terasa empuk saat mengendarai meskipun sepeda tidak dilengkapi shock breaker seperti sepeda jaman sekarang. Tapi yang paling tidak enak dengan jok seperti ini, saya sering bermasalah dengan celana seragam sekolah karena kain bagian pantat lebih cepat tipis dan sobek akibat sering bergesekan dengan jok sadel, tapi keuntungannya jok sadel semakin mengkilap, wowww.....!
Dulu saya paling seneng kalo main di rumah pakdhe, karena bisa pinjam sepeda punya beliau untuk putar-putar keliling kampung. Maklum, punya bapak saya yang satu-satunya dipakai untuk transportasi pulang-pergi ke tempat kerja. Waktu itu saya kepengen buaanget punya sepeda BMX supaya bisa tril-trilan dan jumping dengan gundukan tanah, tapi apa daya.....nggak kesampaian, he he he,......kaciaaannn....
Nah...kalo sekarang sepeda sudah bermacam-macam bentuk dan bahan bakunya. Dulu masih melulu bahan dasar besi hi-ten, sekarang sudah banyak yang terbuat dari aluminium, scandium, carbon bahkan titanium seperti bahan raket saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar