Berkah Herbal

Selasa, 09 Juni 2015

Menjaga Sholat


Oleh : Mahrus Junaidi Elyass

Ibadah sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan. Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar, tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim” seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri.

Allah SWT menempatkan Ibadah Sholat sebagai prosedur (rukun) kedua yang bukan hanya sekedar wajib dilaksanakan tetapi harus ditegakkan oleh seorang Muslim. Syarat bagi orang yang akan menjalankan ibadah sholat adalah beragama Islam, berakal, mumayyiz (dapat membedakan yang baik dan buruk), suci dari hadast, suci pakaian dan tempat, menutup aurat, telah masuk waktunya, menghadap kiblat, dan niat.

Karenanya setiap hendak melaksanakan sholat, sebaiknya selalu mengawali dengan kalimat syahadat. Agar keimanan selalu terjaga dan sholat kita menjadi bermakna. Karena sholat tidak akan berguna dan sia-sia bila terdapat hal-hal yang membatalkan keimanan pada diri seseorang sekecil apapun itu. Jika menganggap urusan dunia lebih besar dari kewajiban beribadah kepada Allah SWT sehingga merasa biasa saja dalam menjalankan rukun-rukun sholat, maka jauhkanlah perasaan itu agar sholat kita tidak sia-sia. Bukankah dalam setiap gerakan sholat 5 waktu kita menegaskan kalimat “Allahu Akbar” sebanyak 78 kali dan sholat sunnah sebanyak 80 kali atau  total sebanyak 158?. Itu artinya Kebesaran hanya milik Allah Azza wa Jalla, dan semua urusan dunia ini begitu kecil dihadapan-Nya. Hanya 5 waktu panggilan wajib untuk menghadap-Nya, sedangkan Allah tak pernah tidur mengurusi kita, melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh alam dan seisinya. Namun tidak semua makhluk-Nya bersikap sama, ada yang bersyukur dan ada pula yang mengingkari (kufur) karunia-Nya. "Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Q.S. Al-Baqarah: 152).

Mari berhitung waktu, berapa  yang kita gunakan untuk sholat dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk urusan selainnya. Jika sholat wajib dan sunnah yang kita lakukan sebanyak 14 kali, lalu masing-masing setiap sholat kita butuh waktu 10 menit, tambahkan dengan qiyamullail 30 menit maka jumlah waktu yang digunakan untuk sholat sehari semalam 170 menit atau 2,8 jam. Maka kita masih mempunyai waktu 21,2 jam untuk aktivitas lain seperti tidur, bekerja dan aktivitas lainnya. Jika dalam sebulan akumulasi waktu yang kita gunakan untuk sholat sebanyak 85 jam atau 3,5 hari, maka dalam setahun  akumulasi menjadi 42 hari atau 11 persen waktu yang terpakai untuk sholat. Sisanya? Jika digunakan untuk menjalankan ibadah lainnya maka semoga Allah mencatat sebagai kebaikan jika dilakukan dengan ikhlas. Jika digunakan juga untuk urusan dunia tapi diniatkan karena mengharap ridho Allah SWT semoga dicatat sebagai pemberat timbangan amal baik pada hari perhitungan nanti. Karena semua urusan dunia yang dilakukan dengan mengikuti apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi semua yang dilarang-Nya, sebagaimana sholat yang kita kerjakan juga mengharap ridho dan karena Alloh semata, maka insyaALLOH kita termasuk orang-orang yang beruntung. Dan berhati-hatilah dengan niat yang mengawali setiap aktivitas kita, meskipun melakukan ibadah, mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah SWT tapi jika terbersit sekecil apapun dalam hati ingin mendapat pujian dari selain Allah SWT maka sedikitpun tidak akan memperoleh kebaikan pahala dari ibadah tersebut, karena terkikis habis seperti api yang melahap kayu kering.”Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya”(QS.Al-Ma’un[107];4-6).

Kenapa Sholat diwajibkan kepada orang yang beragama Islam?. Karena seseorang yang telah meyakinkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisannya bersaksi bahwa “tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah” maka ia harus membuktikannya dengan bentuk perbuatan. Sholat adalah  bentuk penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan Rosululloh SAW. Tanpa bukti dalam bentuk perbuatan maka keislaman seseorang baru sebatas hati dan lisan, maka keislamannya baru sampai pada status KTP. Jika anda menemui orang semacam ini, berhati-hatilah! Karena orang ini telah berbeda antara hati, lisan dan perbuatannya. Allah saja dibohongi, apalagi anda, waspadalah!.
Ibadah sholat adalah penanda bagi orang yang benar-benar ISLAM atau tidak. Sholat adalah tiang agama, jika seorang Muslim menjalankannya  maka ia sebenarnya telah meninggikan dan mensyiarkan Islam. Sebaliknya jika seorang Muslim tidak menjalankan sholat maka sejatinya ia sedang meruntuhkan bangunan Islam. Jika anda bertemu dengan orang semacam ini, maka berhati-hatilah! Islam saja diruntuhkan, apalagi anda!. So, jika kita telah membulatkan tekad mengaku sebagai seorang Muslim, maka jangan tanggung-tanggung dalam urusan keyakinan. Jadilah pribadi yang konsisten, maka anda akan terhormat dimata manusia dan dihadapan Allah SWT.
 Allah SWT berfirman  “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).

Sholat juga sebagai sarana agar kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT maka setiap aktivitas akan selalu terjaga pada hal-hal yang diridhoi-Nya dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya.“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama “Allah” gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan kepada Rabb-Nya mereka bertawakkal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizqi yang Kami berikan kepada mereka.” (Al Anfal: 2-3).
Sholat tidak diwajibkan bagi orang Islam jika ia tidak berakal, karena kelebihan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya terletak pada akal-nya. Akal yang dapat membedakan baik dan buruk, moral dan amoral, pantas dan tidak pantas. Dengan dikaruniai akal inilah maka Allah SWT memilih manusia sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Akal digunakan untuk berfikir, mencari cara untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Tetapi Allah SWT juga melengkapi manusia dengan nafsu agar menjadi pendorong aktivitas akal. Asal kata nafsu dalam bahasa arab dapat diartikan selera atau kehendak. Nafsulah yang akan mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu baik itu telah dipikirkan atau tidak dipikirkan oleh akal. Munculnya “penyesalan”  karena akal terlambat memberikan pertimbangan sebuah tindakan yang didorong oleh nafsu. Tidak adanya “penyesalan” karena akal tidak memberikan atau salah dalam memberikan pertimbangan sehingga dapat dikalahkan oleh nafsu. Pertimbangan yang salah karena akal  tidak mengambil pedoman yang benar seperti yang telah diingatkan  Rasululloh SAW  pada sabdanya : “Aku tinggalkan kepadamu dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat jika berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku”(HR.Imam Malik).
Lalu, apa hubungannya perintah sholat dengan orang yang berakal?. Sholat adalah ibadah yang tatacaranya tidak boleh menyimpang dari ajaran Rosululloh SAW. Tidak ada perbedaan baik dari gerakan maupun bacaannya. Untuk memahami gerakan tidaklah sulit, karena cukup dengan melihat dan mempraktekkannya. Tetapi untuk mengikuti bacaan-bacaannya perlu sedikit usaha untuk mengerti, karena sholat menggunakan bahasa arab yang berisi bacaan doa dan ayat Al-Qur’an, dan yang paling mengerti bahasa arab tentu orang arab itu sendiri. Bagi yang bukan orang arab tentu harus mempelajari agar mengerti artinya. Sehingga dapat memahami makna dari bacaan dan gerakan sholat tersebut. Dan sebaliknya, jika seseorang melakukan sholat tapi tidak mengerti arti gerakan dan bacaannya maka sama dengan ia tidak mengerti apa yang dilakukan.  Hal ini sama juga dengan orang yang dalam kondisi hilang akal atau ingatan. Karenanya Allah SWT melarang orang yang melaksanakan sholat sedangkan ia dalam keadaan mabuk atau hilang ingatan karena dipastikan ia tidak mengerti apa yang dilakukan dan diucapkan. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan….”(QS.An-Nisa; 43)


Ibadah sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan. Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar, tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim” seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: