Oleh : Mahrus Junaidi Elyas
Suatu ketika para jamaah majelis diminta menuliskan 3
masalah yang sedang atau pernah dialaminya. Para jamaah lalu menuliskannya dan
ternyata sebagian besar menuliskan lebih dari yang diminta. Bahkan ada yang
menuliskan hingga 10 masalah hingga meneteskan air mata. Setelah itu para
jamaah diminta untuk mengingat kembali, bagaimana masalah itu diselesaikan atau
bahkan mungkin belum terselesaikan hingga sekarang.
Bagaimana perasaan jamaah dengan permasalahan yang dialami?
Sebagian besar kita merasakan masalah itu tidak enak, tidur pun tak nyenyak,
bikin emosi dan hipertensi, “kenapa harus saya, kenapa tidak yang lain saja” bahkan
ada yang sampai merasa “kenapa Alloh nggak adil, padahal saya taat beribadah?”.
|
Terlalu kurus masalah, terlalu gemuk masalah, susah dapat
pekerjaan masalah, gaji kecil masalah, belum dapat jodoh masalah, sudah dapat
jodoh belum dikaruniai momongan masalah, istri cerewet masalah, suami jarang
pulang masalah, rumah ngontrak masalah, sudah punya rumah masalahnya belum
punya motor, sudah punya motor masalahnya kehujanan dijalan. Sudah punya mobil
masalahnya pusing BBM naik.
Dan kita melupakan nikmat yang jauh lebih besar yang telah
Allah karuniakan kepada kita.
Sekujur tubuh kita adalah karunia Allah yang luar biasa.
Bagaimana jika kepala tidak ditumbuhi rambut? Bagaimana jika
mata tidak mau berkedip? Bagaimana jika mata tidak mampu menangkap warna-warni
cahaya? Bagaimana jika hidung ini sedikit tersumbat sehingga sulit bernafas?
Bagaimana jika telinga tidak dapat menangkap frekuensi gelombang suara? Bagaimana
jika jantung ini sejenak saja berhenti berdetak? Bagaimana jika urat syaraf yang ribuan bahkan
jutaan jumlahnya satu diantaranya tak berfungsi? Bagaimana jika satu atau kedua
kaki tak lagi mampu menahan keseimbangan tubuh? Lalu berapa biaya yang harus
dikeluarkan untuk membiayai pengobatannya? Ternyata nikmat Allah begitu luar
biasa. Lalu katakan dengan masalah yang
barusan dituliskan “wahai masalah……..! kecil sekali engkau, karena ternyata
masih banyak nikmat Allah yang aku terima, Allahu Akbar!”
Maka kita pun akan terbiasa dan tangguh menghadapi masalah. Karena
kita yakin, dengan masalah maka kita akan terlatih menghadapi ketidak-enak-an
dan sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Namun sejatinya masalah itulah yang
membuat kita menjadi kuat, seperti kuatnya akar pohon yang tinggi menahan kencangnya
hembusan angin.
Sebatang besi tidak akan pernah menjadi sebilah pedang yang
tajam jika ia tak pernah dibakar bara api dan ditempa berkali-kali.
Kerang mutiara tidak akan menghasilkan mutiara yang indah
dan berharga jika ia tidak menahan
pedihnya butiran pasir yang menyelinap di tubuhnya.
Seekor kupu-kupu tak akan pernah mampu terbang dengan
sayapnya yang indah jika ia tidak melalui gelap dan pekatnya kepompong.
Saudaraku…., ujian Allah subhanahu wa ta’ala bukan hanya
berupa kesulitan tetapi juga kesenangan.
|
Allah menguji kita dengan keimiskinan agar kita gigih
ber-ikhtiar dan tidak menyombongkan diri
Allah menguji kita dengan kekayaan agar kita tidak terlena
dengan dunia yang hanya sementara. Dan semua itu nanti akan dimintakan
pertanggungjawabannya.
Allah telah menyiapkan pahala yang besar bagi orang yang
sabar dan senantiasa mendekat kepada-Nya.
|
Dan orang beriman selalu meyakini bahwa segala sesuatu apapun yang terjadi berasal dari Allah dan kepada-Nya kita kembalikan semua urusan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar