Oleh : Mahrus Junaidi Elyass
Ibadah sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan. Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar, tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim” seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri.
Allah SWT menempatkan Ibadah Sholat sebagai prosedur (rukun)
kedua yang bukan hanya sekedar wajib dilaksanakan tetapi harus ditegakkan oleh
seorang Muslim. Syarat bagi orang yang akan menjalankan ibadah sholat adalah
beragama Islam, berakal, mumayyiz (dapat membedakan yang baik dan buruk), suci
dari hadast, suci pakaian dan tempat, menutup aurat, telah masuk waktunya,
menghadap kiblat, dan niat.
Karenanya setiap hendak melaksanakan sholat, sebaiknya
selalu mengawali dengan kalimat syahadat. Agar keimanan selalu terjaga dan
sholat kita menjadi bermakna. Karena sholat tidak akan berguna dan sia-sia bila
terdapat hal-hal yang membatalkan keimanan pada diri seseorang sekecil apapun
itu. Jika menganggap urusan dunia lebih besar dari kewajiban beribadah kepada
Allah SWT sehingga merasa biasa saja dalam menjalankan rukun-rukun sholat, maka
jauhkanlah perasaan itu agar sholat kita tidak sia-sia. Bukankah dalam setiap
gerakan sholat 5 waktu kita menegaskan kalimat “Allahu Akbar” sebanyak 78 kali
dan sholat sunnah sebanyak 80 kali atau total sebanyak 158?. Itu artinya Kebesaran
hanya milik Allah Azza wa Jalla, dan semua urusan dunia ini begitu kecil
dihadapan-Nya. Hanya 5 waktu panggilan wajib untuk menghadap-Nya, sedangkan
Allah tak pernah tidur mengurusi kita, melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh alam
dan seisinya. Namun tidak semua makhluk-Nya bersikap sama, ada yang bersyukur
dan ada pula yang mengingkari (kufur) karunia-Nya. "Maka ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Q.S. Al-Baqarah: 152).
Mari berhitung waktu, berapa yang
kita gunakan untuk sholat dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk
urusan selainnya. Jika sholat wajib dan sunnah yang kita lakukan sebanyak 14
kali, lalu masing-masing setiap sholat kita butuh waktu 10 menit, tambahkan
dengan qiyamullail 30 menit maka jumlah waktu yang digunakan untuk sholat
sehari semalam 170 menit atau 2,8 jam. Maka kita masih mempunyai waktu 21,2 jam
untuk aktivitas lain seperti tidur, bekerja dan aktivitas lainnya. Jika dalam
sebulan akumulasi waktu yang kita gunakan untuk sholat sebanyak 85 jam atau 3,5
hari, maka dalam setahun akumulasi
menjadi 42 hari atau 11 persen waktu yang terpakai untuk sholat. Sisanya? Jika
digunakan untuk menjalankan ibadah lainnya maka semoga Allah mencatat sebagai
kebaikan jika dilakukan dengan ikhlas. Jika digunakan juga untuk urusan dunia
tapi diniatkan karena mengharap ridho Allah SWT semoga dicatat sebagai pemberat
timbangan amal baik pada hari perhitungan nanti. Karena semua urusan dunia yang
dilakukan dengan mengikuti apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi semua
yang dilarang-Nya, sebagaimana sholat yang kita kerjakan juga mengharap ridho
dan karena Alloh semata, maka insyaALLOH kita termasuk orang-orang yang
beruntung. Dan berhati-hatilah dengan niat yang mengawali setiap aktivitas
kita, meskipun melakukan ibadah, mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah
SWT tapi jika terbersit sekecil apapun dalam hati ingin mendapat pujian dari
selain Allah SWT maka sedikitpun tidak akan memperoleh kebaikan pahala dari
ibadah tersebut, karena terkikis habis seperti api yang melahap kayu
kering.”Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang
lalai dalam shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya”(QS.Al-Ma’un[107];4-6).
Kenapa Sholat diwajibkan kepada orang yang beragama Islam?.
Karena seseorang yang telah meyakinkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisannya
bersaksi bahwa “tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT, dan Nabi
Muhammad adalah utusan Allah” maka ia harus membuktikannya dengan bentuk
perbuatan. Sholat adalah bentuk
penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan Rosululloh
SAW. Tanpa bukti dalam bentuk perbuatan maka keislaman seseorang baru sebatas
hati dan lisan, maka keislamannya baru sampai pada status KTP. Jika anda
menemui orang semacam ini, berhati-hatilah! Karena orang ini telah berbeda
antara hati, lisan dan perbuatannya. Allah saja dibohongi, apalagi anda,
waspadalah!.
Ibadah sholat adalah penanda bagi orang yang benar-benar
ISLAM atau tidak. Sholat adalah tiang agama, jika seorang Muslim
menjalankannya maka ia sebenarnya telah
meninggikan dan mensyiarkan Islam. Sebaliknya jika seorang Muslim tidak
menjalankan sholat maka sejatinya ia sedang meruntuhkan bangunan Islam. Jika
anda bertemu dengan orang semacam ini, maka berhati-hatilah! Islam saja
diruntuhkan, apalagi anda!. So, jika kita telah membulatkan tekad mengaku
sebagai seorang Muslim, maka jangan tanggung-tanggung dalam urusan keyakinan.
Jadilah pribadi yang konsisten, maka anda akan terhormat dimata manusia dan
dihadapan Allah SWT.
Allah SWT berfirman “Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS.
Al Baqarah: 208).
Sholat juga sebagai sarana agar kita selalu mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT maka
setiap aktivitas akan selalu terjaga pada hal-hal yang diridhoi-Nya dan menjauhi
hal-hal yang dilarang-Nya.“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama “Allah”
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka, dan kepada Rabb-Nya mereka bertawakkal. Yaitu
orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizqi yang Kami
berikan kepada mereka.” (Al Anfal: 2-3).
Sholat tidak diwajibkan bagi orang Islam jika ia tidak berakal,
karena kelebihan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya terletak pada
akal-nya. Akal yang dapat membedakan baik dan buruk, moral dan amoral, pantas
dan tidak pantas. Dengan dikaruniai akal inilah maka Allah SWT memilih manusia
sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Akal digunakan untuk berfikir, mencari
cara untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Tetapi Allah SWT juga
melengkapi manusia dengan nafsu agar menjadi pendorong aktivitas akal. Asal
kata nafsu dalam bahasa arab dapat diartikan selera atau kehendak. Nafsulah
yang akan mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu baik
itu telah dipikirkan atau tidak dipikirkan oleh akal. Munculnya
“penyesalan” karena akal terlambat
memberikan pertimbangan sebuah tindakan yang didorong oleh nafsu. Tidak adanya
“penyesalan” karena akal tidak memberikan atau salah dalam memberikan
pertimbangan sehingga dapat dikalahkan oleh nafsu. Pertimbangan yang salah karena
akal tidak mengambil pedoman yang benar
seperti yang telah diingatkan Rasululloh
SAW pada sabdanya : “Aku tinggalkan kepadamu dua perkara untuk
kalian, kalian tidak akan tersesat jika berpegang teguh pada keduanya, yaitu
Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku”(HR.Imam Malik).
Lalu, apa hubungannya perintah sholat dengan orang yang berakal?. Sholat
adalah ibadah yang tatacaranya tidak boleh menyimpang dari ajaran Rosululloh
SAW. Tidak ada perbedaan baik dari gerakan maupun bacaannya. Untuk memahami
gerakan tidaklah sulit, karena cukup dengan melihat dan mempraktekkannya.
Tetapi untuk mengikuti bacaan-bacaannya perlu sedikit usaha untuk mengerti,
karena sholat menggunakan bahasa arab yang berisi bacaan doa dan ayat
Al-Qur’an, dan yang paling mengerti bahasa arab tentu orang arab itu sendiri.
Bagi yang bukan orang arab tentu harus mempelajari agar mengerti artinya.
Sehingga dapat memahami makna dari bacaan dan gerakan sholat tersebut. Dan
sebaliknya, jika seseorang melakukan sholat tapi tidak mengerti arti gerakan
dan bacaannya maka sama dengan ia tidak mengerti apa yang dilakukan. Hal ini sama juga dengan orang yang dalam
kondisi hilang akal atau ingatan. Karenanya Allah SWT melarang orang yang
melaksanakan sholat sedangkan ia dalam keadaan mabuk atau hilang ingatan karena
dipastikan ia tidak mengerti apa yang dilakukan dan diucapkan. “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga
kamu mengerti apa yang kamu ucapkan….”(QS.An-Nisa; 43)
Ibadah
sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa
perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan.
Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk
diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan
niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap
pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar
dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar,
tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa
syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi.
Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim”
seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan
keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan
salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri.
Wallahu a’lam.