Berkah Herbal

Rabu, 24 Juni 2015

KETIKA TANGAN DAN KAKI BERKATA


        properti youtube.com

Lirik: Taufiq Ismail
Lagu: Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu  kita  bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah

Kukuhkanlah
Di jalan cahaya... sempurna

Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu... yang hina....

Selasa, 23 Juni 2015

BERTAQWA SELAGI MUDA

oleh : Mahrus Junaidi Elyass

Jangan percaya dengan slogan “masa muda-masa yang paling indah”, masa muda masanya hura-hura alias funky, bebas menentukan jalan hidupnya sendiri, orang tua nggak boleh ngatur-ngatur lagi, sudah bisa mikir mana yang baik dan buruk buat diri sendiri, dan masih banyak lagi slogan-slogan yang cenderung sak karepe dhewe……merasa sudah mulai bebas memilih teman apalagi dari lawan jenisnya supaya dianggap normal, sibuk berpacaran berdua-duaan padahal yang ketiga adalah syetan yang setia menemani. Remaja putri sudah mulai mencari-cari model busana yang gaul dan trendy, pakaian ketat agar dibilang seksi, ogah memakai busana muslimah agar tidak dibilang ustadzah. What??? Lihatlah dunia luar sana! Berapa banyak remaja yang terjerumus pergaulan bebas? Yang pria ujung-ujungnya kena penyakit kelamin, yang wanita juga tak kalah menderita karena harus mengandung benih dosa. Berapa banyak wanita yang mengalami pelecehan dari kaum pria karena busananya seksi dan memancing kejailan mereka? Terjerat narkoba yang dibawa teman-temannya dan akhirnya membawa petaka, naudzubillah….
    
Perhatikan wahai para remaja! Ketika seseorang telah memasuki usia aqil baligh (dewasa) dengan ditandai datangnya menstruasi bagi wanita dan mimpi basah bagi pria, maka mulailah setiap amalnya akan diperhitungkan. Amal kebaikan dan ibadahnya akan dicatat sebagai amal kebaikan dirinya, perbuatan kemungkaran akan dicatat sebagai catatan dosa dirinya. Semua bentuk amalnya akan dipertanggungjawabkan kepada Allah Subhanahu wata’ala di yaumil hisab nanti.
Keindahan adalah ketika seseorang memperoleh derajat tinggi dimata Allah subhanahu wa ta’ala karena ketaqwaannya. Karena tidak ada tempat yang terindah untuk tujuan akhir bagi seorang mukmin kecuali surga yang dijanjikan Allah al-haqqul wa’dil amiin.

subbanul yaum rijalul ghod”, pemuda masa sekarang adalah calon pemimpin masa mendatang. Pemimpin atas dirinya sendiri dan calon keluarga (istri dan anak-anaknya kelak). “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim:6). Karenanya setiap remaja harus membekali dirinya dengan ilmu agama agar kualitas ibadahnya semakin baik. Mengerti mana yang wajib dan mana yang sunnah, mengerti mana yang diperintahkan dan mana yang dilarang. Tidak ada alasan untuk menunda-nunda dalam beribadah, karenanya tidak ada alasan pula menunda-nunda menuntut ilmunya. Karena ajal pun datang tak menunggu usia senja.  

Seorang remaja yang taat beribadah termasuk salah satu dari 7 golongan yang akan mendapat perlindungan Allah subhanahu wata’ala nanti pada hari dimana tidak ada perlindungan selain dariNya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda : “Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah, seseorang yang senantiasa hatinya dipertautkan dengan masjid, dua orang yang saling menyayangi karena Allah dimana berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan, lalu menjawab : “sesungguhnya saya takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah kemudian ia merahasiakannya sampai-sampai tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya meneteskan air mata”. (HR. Bukhori-Muslim).


Remaja yang sholeh dan sholihah adalah kebanggaan orang tua. Kalian adalah asset berharga bagi keduanya. Kebaikan akhlak kalian menenteramkan hidupnya dan itu lebih dari cukup untuk membalas budinya. Ketaatan kalian yang nantinya akan turut mengangkat derajat orang tua dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Doa kalian adalah penerang alam kubur orang tua yang telah tiada. Dan inilah bakti yang  paling tinggi kepada orang tua. Harapan para orang tua adalah dipertemukan kembali dengan keluarganya, istri dan anak-anaknya kelak di surganya Allah Azza wa Jalla, aamiin.   

Kamis, 18 Juni 2015

RAMADHAN BULAN TARBIYYAH


Oleh : Mahrus Junaidi Elyass

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyyah. Saatnya melatih kembali jiwa dan raga sesuai dengan tujuan yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Mukminin yaitu agar bertaqwa. Menjalankan ibadah puasa bukan hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal yang akan mengurangi pahala dalam berpuasa.
Betapa setiap aspek puasa Ramadhan ini bila dijalankan dengan penuh ketaatan dan harapan pahala, maka sejatinya seluruh aspek tersebut memiliki tujuan kebaikan yang luar biasa baik untuk kehidupan pribadi, keluarga dan kehidupan sosial. Setiap aspek puasa ramadhan memiliki makna pembinaan sesuai fitrah manusia secara individu maupun dalam bermasyarakat. Bertujuan kebahagiaan dan keselatamatan dunia-akhirat.

Pembinaan secara lahiriyah dari ibadah puasa ramadhan yaitu menahan lapar dan dahaga.
Bila si miskin telah terbiasa menahan lapar dan dahaga, maka di bulan ramadhan sebenarnya ia sedang memanen pahala dengan kondisinya. Karena jika ia berpuasa sesuai syariat karena Allah Subhanahu wata’ala maka lapar dan dahaganya akan mendapatkan pahala yang berlipatganda. Karena kondisinya  ia ikhlas dan semakin taat beribadah maka baginya kemuliaan disisi Allah Azza wa Jalla.

Pembinaan lahiriyah dari ibadah puasa ramadhan bagi yang berkecukupan apalagi yang memiliki kelebihan harta, yakni agar memiliki kepekaan sosial. Merasakan bagaimana tidak enaknya lapar dan kekurangan. Sehingga memunculkan semangat membantu sesama yang berkekurangan. Merasakan bahwa harta yang dimiliki adalah titipan yang tidak boleh dipergunakan sendiri tanpa mempedulikan kesusahan tetangganya. Menanggalkan kesombongan dari banyaknya harta, karena sebenarnya tidak mungkin si kaya dapat menikmati kekayaannya tanpa adanya si miskin. Betapa repotnya mengurus rumah yang besar dan luas jika tidak ada yang mau jadi asisten rumah tangga. Betapa sulitnya mencari tukang ojek pada saat terjebak kemacetan jika tidak ada yang butuh lagi menjadi tukang ojek. Hal-hal kecil yang kadang disepelekan inilah justru memiliki hikmah dan pelajaran bahwa tidak seharusnya si kaya menyombongkan hartanya.

Puasa ramadhan juga memiliki peran pembinaan yang dahsyat dalam kehidupan bermasyarakat. Betapa detilnya penilaian bagi orang yang berpuasa, bukan hanya meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa tetapi juga menghindari hal-hal yang akan mengurangi pahala berpuasa.
Rasululloh Shallallahu alaihi wasallam bersabda “betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. At-Thabrani)

Orang yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah :
1. Orang yang berpuasa tapi tidak meninggalkan perkataan dusta ( berbohong dan memfitnah).
    Berbohong bukan sekedar penghianatan atas suatu kepercayaan, tetapi merupakan penghancuran kredibilitas diri orang yang melakukannya. Betapa manusia telah diciptakan oleh Allah Subhanahu wata'ala sebaik-baik bentuk dan akan ditinggikan derajatnya jika ia mau bertaqwa. Maka berdusta adalah bentuk pengingkaran hati nurani dan kekufuran yang nyata, dan karenanya Allah Al-Ghaniyyu tidak butuh puasa orang seperti ini.

2. Orang yang berpuasa tetapi tidak meninggalkan perkataan yang sia-sia (laghwu) dan perkataan yang tidak senonoh (rofats). Perkataan yang sia-sia adalah yang tidak mengandung "amar makruf nahi munkar" tidak ada ajakan pada kebaikan dan meninggalkan laranganNya) dan tidak pula mengandung "tawashaubil haq watawasaubis shobr" (tidak ada nasehat kepada kebaikan dan kepada kesabaran). Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Yang ada hanya senda gurau belaka yang bahkan dapat dapat menggelincirkannya pada hal-hal yang dimurkai Alloh subhanahu wata'ala, yang ancamannya adalah panasnya api neraka, naudzubillan.
Perkataan rofats (tidak senonoh) adalah kalimat yang menjurus pada timbulnya nafsu birahi, meskipun itu bergurau.

3. Orang yang berpuasa tetapi tidak mengendalikan amarahnya.

4. Orang  yang berpuasa tetapi tidak meninggalkan maksiat.
Berpuasa tetapi tidak menahan hati dan pikirannya dari perasaan sombong, iri, dengki dan hasad. Berpuasa tetapi tidak menjaga mata dari pandangan yang menjadikannya pintu masuknya nafsu syaitan. berpuasa tetapi membiarkan auratnya terlihat oleh yang bukan muhrim. Berpuasa tetapi tidak menjaga pendengaran dan lisan dari gosip dan fitnah. berpuasa tetapi tidak menjaga tangan dari mengambil yang bukan haknya, menyentuh yang bukan mahramnya. Berpuasa tetapi tidak menahan langkah kakinya menuju tempat maksiat, tsumma naudzubillah.

Karenanya, bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan dan pembinaan lahir dan bathin. Sehingga apabila ibadah puasa ramadhan dijalankan dengan sebenar-benarnya sesuai tuntunan Rasululloh shallallahu alaihi wasallam dengan penuh keimanan dan berharap pahala dari Allah Subhanahu wata’ala (imanan wahtisaban) maka insyaalloh dalam kehidupan setelah ramadhan akan semakin meningkatkan kualitas dalam berhubungan dengan sesama manusia (hablum minannas) dan kepada Allah Azza wa Jalla (hablum minalloh).


Semoga kita dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan dapat memperoleh predikat ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, aamiin.

Jumat, 12 Juni 2015

HIKMAH DARI MASALAH


Oleh : Mahrus Junaidi Elyas

Suatu ketika para jamaah majelis diminta menuliskan 3 masalah yang sedang atau pernah dialaminya. Para jamaah lalu menuliskannya dan ternyata sebagian besar menuliskan lebih dari yang diminta. Bahkan ada yang menuliskan hingga 10 masalah hingga meneteskan air mata. Setelah itu para jamaah diminta untuk mengingat kembali, bagaimana masalah itu diselesaikan atau bahkan mungkin belum terselesaikan hingga sekarang.
Bagaimana perasaan jamaah dengan permasalahan yang dialami? Sebagian besar kita merasakan masalah itu tidak enak, tidur pun tak nyenyak, bikin emosi dan hipertensi, “kenapa harus saya, kenapa tidak yang lain saja” bahkan ada yang sampai merasa “kenapa Alloh nggak adil, padahal saya taat beribadah?”.



 Kadang kita lebih banyak mencurahkan perhatian pada masalah yang datang.

Terlalu kurus masalah, terlalu gemuk masalah, susah dapat pekerjaan masalah, gaji kecil masalah, belum dapat jodoh masalah, sudah dapat jodoh belum dikaruniai momongan masalah, istri cerewet masalah, suami jarang pulang masalah, rumah ngontrak masalah, sudah punya rumah masalahnya belum punya motor, sudah punya motor masalahnya kehujanan dijalan. Sudah punya mobil masalahnya pusing BBM naik.
Dan kita melupakan nikmat yang jauh lebih besar yang telah Allah karuniakan kepada kita.

Sekujur tubuh kita adalah karunia Allah yang luar biasa.
Bagaimana jika kepala tidak ditumbuhi rambut? Bagaimana jika mata tidak mau berkedip? Bagaimana jika mata tidak mampu menangkap warna-warni cahaya? Bagaimana jika hidung ini sedikit tersumbat sehingga sulit bernafas? Bagaimana jika telinga tidak dapat menangkap frekuensi gelombang suara? Bagaimana jika jantung ini sejenak saja berhenti berdetak?  Bagaimana jika urat syaraf yang ribuan bahkan jutaan jumlahnya satu diantaranya tak berfungsi? Bagaimana jika satu atau kedua kaki tak lagi mampu menahan keseimbangan tubuh? Lalu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai pengobatannya? Ternyata nikmat Allah begitu luar biasa.  Lalu katakan dengan masalah yang barusan dituliskan “wahai masalah……..! kecil sekali engkau, karena ternyata masih banyak nikmat Allah yang aku terima, Allahu Akbar!”

Maka kita pun akan terbiasa dan tangguh menghadapi masalah. Karena kita yakin, dengan masalah maka kita akan terlatih menghadapi ketidak-enak-an dan sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Namun sejatinya masalah itulah yang membuat kita menjadi kuat, seperti kuatnya akar pohon yang tinggi menahan kencangnya hembusan angin.

Sebatang besi tidak akan pernah menjadi sebilah pedang yang tajam jika ia tak pernah dibakar bara api dan ditempa berkali-kali.
Kerang mutiara tidak akan menghasilkan mutiara yang indah dan berharga jika ia tidak menahan  pedihnya butiran pasir yang menyelinap di tubuhnya.
Seekor kupu-kupu tak akan pernah mampu terbang dengan sayapnya yang indah jika ia tidak melalui gelap dan pekatnya kepompong.

Saudaraku…., ujian Allah subhanahu wa ta’ala bukan hanya berupa kesulitan tetapi juga kesenangan.


 













Allah menguji kita dengan keimiskinan agar kita gigih ber-ikhtiar dan tidak menyombongkan diri
Allah menguji kita dengan kekayaan agar kita tidak terlena dengan dunia yang hanya sementara. Dan semua itu nanti akan dimintakan pertanggungjawabannya.

Allah telah menyiapkan pahala yang besar bagi orang yang sabar dan senantiasa mendekat kepada-Nya.


 








Dan orang beriman selalu meyakini bahwa segala sesuatu apapun yang terjadi berasal dari Allah dan kepada-Nya kita kembalikan semua urusan.


 
Wallahu a'lam.







Selasa, 09 Juni 2015

Menjaga Sholat


Oleh : Mahrus Junaidi Elyass

Ibadah sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan. Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar, tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim” seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri.

Allah SWT menempatkan Ibadah Sholat sebagai prosedur (rukun) kedua yang bukan hanya sekedar wajib dilaksanakan tetapi harus ditegakkan oleh seorang Muslim. Syarat bagi orang yang akan menjalankan ibadah sholat adalah beragama Islam, berakal, mumayyiz (dapat membedakan yang baik dan buruk), suci dari hadast, suci pakaian dan tempat, menutup aurat, telah masuk waktunya, menghadap kiblat, dan niat.

Karenanya setiap hendak melaksanakan sholat, sebaiknya selalu mengawali dengan kalimat syahadat. Agar keimanan selalu terjaga dan sholat kita menjadi bermakna. Karena sholat tidak akan berguna dan sia-sia bila terdapat hal-hal yang membatalkan keimanan pada diri seseorang sekecil apapun itu. Jika menganggap urusan dunia lebih besar dari kewajiban beribadah kepada Allah SWT sehingga merasa biasa saja dalam menjalankan rukun-rukun sholat, maka jauhkanlah perasaan itu agar sholat kita tidak sia-sia. Bukankah dalam setiap gerakan sholat 5 waktu kita menegaskan kalimat “Allahu Akbar” sebanyak 78 kali dan sholat sunnah sebanyak 80 kali atau  total sebanyak 158?. Itu artinya Kebesaran hanya milik Allah Azza wa Jalla, dan semua urusan dunia ini begitu kecil dihadapan-Nya. Hanya 5 waktu panggilan wajib untuk menghadap-Nya, sedangkan Allah tak pernah tidur mengurusi kita, melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh alam dan seisinya. Namun tidak semua makhluk-Nya bersikap sama, ada yang bersyukur dan ada pula yang mengingkari (kufur) karunia-Nya. "Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Q.S. Al-Baqarah: 152).

Mari berhitung waktu, berapa  yang kita gunakan untuk sholat dibandingkan dengan waktu yang kita gunakan untuk urusan selainnya. Jika sholat wajib dan sunnah yang kita lakukan sebanyak 14 kali, lalu masing-masing setiap sholat kita butuh waktu 10 menit, tambahkan dengan qiyamullail 30 menit maka jumlah waktu yang digunakan untuk sholat sehari semalam 170 menit atau 2,8 jam. Maka kita masih mempunyai waktu 21,2 jam untuk aktivitas lain seperti tidur, bekerja dan aktivitas lainnya. Jika dalam sebulan akumulasi waktu yang kita gunakan untuk sholat sebanyak 85 jam atau 3,5 hari, maka dalam setahun  akumulasi menjadi 42 hari atau 11 persen waktu yang terpakai untuk sholat. Sisanya? Jika digunakan untuk menjalankan ibadah lainnya maka semoga Allah mencatat sebagai kebaikan jika dilakukan dengan ikhlas. Jika digunakan juga untuk urusan dunia tapi diniatkan karena mengharap ridho Allah SWT semoga dicatat sebagai pemberat timbangan amal baik pada hari perhitungan nanti. Karena semua urusan dunia yang dilakukan dengan mengikuti apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi semua yang dilarang-Nya, sebagaimana sholat yang kita kerjakan juga mengharap ridho dan karena Alloh semata, maka insyaALLOH kita termasuk orang-orang yang beruntung. Dan berhati-hatilah dengan niat yang mengawali setiap aktivitas kita, meskipun melakukan ibadah, mengikuti perintah dan menjauhi larangan Allah SWT tapi jika terbersit sekecil apapun dalam hati ingin mendapat pujian dari selain Allah SWT maka sedikitpun tidak akan memperoleh kebaikan pahala dari ibadah tersebut, karena terkikis habis seperti api yang melahap kayu kering.”Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya”(QS.Al-Ma’un[107];4-6).

Kenapa Sholat diwajibkan kepada orang yang beragama Islam?. Karena seseorang yang telah meyakinkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisannya bersaksi bahwa “tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah SWT, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah” maka ia harus membuktikannya dengan bentuk perbuatan. Sholat adalah  bentuk penyembahan (ibadah) kepada Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan Rosululloh SAW. Tanpa bukti dalam bentuk perbuatan maka keislaman seseorang baru sebatas hati dan lisan, maka keislamannya baru sampai pada status KTP. Jika anda menemui orang semacam ini, berhati-hatilah! Karena orang ini telah berbeda antara hati, lisan dan perbuatannya. Allah saja dibohongi, apalagi anda, waspadalah!.
Ibadah sholat adalah penanda bagi orang yang benar-benar ISLAM atau tidak. Sholat adalah tiang agama, jika seorang Muslim menjalankannya  maka ia sebenarnya telah meninggikan dan mensyiarkan Islam. Sebaliknya jika seorang Muslim tidak menjalankan sholat maka sejatinya ia sedang meruntuhkan bangunan Islam. Jika anda bertemu dengan orang semacam ini, maka berhati-hatilah! Islam saja diruntuhkan, apalagi anda!. So, jika kita telah membulatkan tekad mengaku sebagai seorang Muslim, maka jangan tanggung-tanggung dalam urusan keyakinan. Jadilah pribadi yang konsisten, maka anda akan terhormat dimata manusia dan dihadapan Allah SWT.
 Allah SWT berfirman  “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).

Sholat juga sebagai sarana agar kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT maka setiap aktivitas akan selalu terjaga pada hal-hal yang diridhoi-Nya dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya.“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama “Allah” gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan kepada Rabb-Nya mereka bertawakkal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizqi yang Kami berikan kepada mereka.” (Al Anfal: 2-3).
Sholat tidak diwajibkan bagi orang Islam jika ia tidak berakal, karena kelebihan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya terletak pada akal-nya. Akal yang dapat membedakan baik dan buruk, moral dan amoral, pantas dan tidak pantas. Dengan dikaruniai akal inilah maka Allah SWT memilih manusia sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Akal digunakan untuk berfikir, mencari cara untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Tetapi Allah SWT juga melengkapi manusia dengan nafsu agar menjadi pendorong aktivitas akal. Asal kata nafsu dalam bahasa arab dapat diartikan selera atau kehendak. Nafsulah yang akan mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu baik itu telah dipikirkan atau tidak dipikirkan oleh akal. Munculnya “penyesalan”  karena akal terlambat memberikan pertimbangan sebuah tindakan yang didorong oleh nafsu. Tidak adanya “penyesalan” karena akal tidak memberikan atau salah dalam memberikan pertimbangan sehingga dapat dikalahkan oleh nafsu. Pertimbangan yang salah karena akal  tidak mengambil pedoman yang benar seperti yang telah diingatkan  Rasululloh SAW  pada sabdanya : “Aku tinggalkan kepadamu dua perkara untuk kalian, kalian tidak akan tersesat jika berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku”(HR.Imam Malik).
Lalu, apa hubungannya perintah sholat dengan orang yang berakal?. Sholat adalah ibadah yang tatacaranya tidak boleh menyimpang dari ajaran Rosululloh SAW. Tidak ada perbedaan baik dari gerakan maupun bacaannya. Untuk memahami gerakan tidaklah sulit, karena cukup dengan melihat dan mempraktekkannya. Tetapi untuk mengikuti bacaan-bacaannya perlu sedikit usaha untuk mengerti, karena sholat menggunakan bahasa arab yang berisi bacaan doa dan ayat Al-Qur’an, dan yang paling mengerti bahasa arab tentu orang arab itu sendiri. Bagi yang bukan orang arab tentu harus mempelajari agar mengerti artinya. Sehingga dapat memahami makna dari bacaan dan gerakan sholat tersebut. Dan sebaliknya, jika seseorang melakukan sholat tapi tidak mengerti arti gerakan dan bacaannya maka sama dengan ia tidak mengerti apa yang dilakukan.  Hal ini sama juga dengan orang yang dalam kondisi hilang akal atau ingatan. Karenanya Allah SWT melarang orang yang melaksanakan sholat sedangkan ia dalam keadaan mabuk atau hilang ingatan karena dipastikan ia tidak mengerti apa yang dilakukan dan diucapkan. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan….”(QS.An-Nisa; 43)


Ibadah sholat adalah sarana komunikasi makhluk dengan Khalik-nya, langsung tanpa perantara! Sarana komunikasi yang melibatkan aktivitas hati, lisan dan gerakan. Setiap kalimat dan gerakan sholat mengandung makna yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Diawali dengan niat yang benar “liLLAHI ta’ala” karena Allah SWT, bukan karena mengharap pujian makhluk-Nya, bukan untuk dinilai boss di kantornya, bukan pula agar dipandang alim teman-temannya. “Allahu Akbar”, hanya Allah Yang Maha Besar, tinggalkan sejenak urusan dunia dan fokuslah pada panggilan-Nya. Ungkapkan rasa syukur kepada Allah Yang Menguasai seluruh alam, Yang Maha Menyayangi dan Maha Mengasihi. Berdoa memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus “shirotol mustaqim” seraya memuji-Nya. Diakhiri dengan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, shalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Akhiri dengan sapaan salam kepada saudara kita yang seiman, baik sebelah kanan maupun sebelah kiri. Wallahu a’lam.

Selasa, 02 Juni 2015

JALAN DAKWAH

Rasululloh SAW bersabda : “Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang melaksanakannya”.(HR.Muslim).

Islam tidak akan dikenal dan berkembang luas jika tidak ada aktivitas dakwah yang dijalankan oleh Rasululloh SAW. Aktivitas dakwah Rosulululloh dimulai kepada keluarga terdekat yaitu istri dan kerabat lainnya. Dari sinilah dimulainya penyebaran nilai-nilai Islam hingga sampai ke  ke Byzantium (Eropa), Habasyah (Sudan), Mesir dan Persia.

Untuk mengajak kepada kebaikan tidak harus menunggu berilmu banyak, tidak harus lulusan pesantren, tidak pula harus menjadi ustadz, ajengan, atau kyai.  Mengajak kepada kebaikan adalah tugas kita semua agar keindahan Islam bisa tersebar dan semakin banyak orang yang memperoleh petunjuk kepada jalan yang benar (shirotol mustaqim). Karena hanya Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan dunia untuk tujuan kebaikan dan ketenangan hidup, serta aspek kehidupan akhirat untuk tujuan kebahagiaan yang kekal. Semua tujuan yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat akan dapat tercapai bila kita menjalankan ajaran Islam dengan benar, insyaaLLOH.

Aktivitas dakwah merupakan bagian penting dalam ber-Islam dan merupakan kewajiban yang melekat kepada setiap individu seorang Muslim. Dakwah harus dimulai dari diri sendiri, karenanya setiap Muslim harus senantiasa memperbaiki diri dan menjalankan setiap kebaikan yang akan disampaikan. Allah SWT mengancam orang-orang yang berbeda antara kata dan perbuatan “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.(QS.As-Shaff: 2-3)
Aktivitas dakwah adalah jalan jihad yang sungguh mulia di sisi Allah SWT. Tidak ada bedanya dengan jihad memerangi kemungkaran pada zaman Rasululloh SAW. Metode dakwah juga dapat ditempuh berbagai macam cara. Jika Anda memiliki kemampuan berbicara dihadapan orang banyak, manfaatkan kemampuan anda untuk memotivasi secara verbal kepada ummat dalam hal amar makruf nahi munkar, maka inilah jalan mulia. Jika anda memiliki kemampuan menulis, tulislah kalimat-kalimat ajakan untuk ber-amar makruf nahi munkar, maka inilah jalan mulia, bisa dalam bentuk buku cetakan maupun website. Jika anda punya gadget, anda bisa manfaatkan untuk membroadcast ajakan-ajakan seperti “Sedekah Yuuk!”, “Tahajjud Yuuk!”, “Dhuha dulu Yuuk!”. Bayangkan, jika anda mengirim ke 300 orang yang ada di daftar kontak, maka anda telah mendapatkan pahala minimal sedekah pulsa, dan akan bertambah pahala dari orang-orang yang mengerjakan kebaikan karena pesan anda. Bahkan dengan meng-implementasikan akhlaqul karimah dalam setiap tindak-tanduk kita juga menjadi jalan dakwah yang tidak kalah manjurnya.

Sekecil apapun aktivitas ajakan kepada orang lain untuk berbuat kebaikan, maka kita akan memperoleh pahala kebaikan tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya. Mulailah dari sekarang!
Setiap upaya dakwah untuk mengajak kepada “shirotol mustaqim” adalah jalan untuk menegakkan dan meninggikan Islam, dan sebaliknya jika seseorang enggan menegakkan “amar makruf nahi munkar” maka sejatinya ia sedang meredupkan cahaya Islam.  Biasanya orang yang demikian beralasan “urusan agama urusan masing-masing!” dan biasanya orang tersebut juga hanya “sekedarnya” dalam menjalankan syariat.  Bahwa setiap ajakan kepada orang lain maka harus dimulai dari diri sendiri dan setiap orang yang melakukan kebaikan atas ajakan kita maka pahala akan mengalir kepada kita tanpa mengurangi pahala orang tersebut (HR.Muslim).

Bendera dakwah harus selalu dikibarkan! Agar ummat Islam semakin “ghiroh” dan bangga dengan ke-Islamannya. Agar para Muallaf yang baru mengenal Islam semakin tercerahkan jalan kebenaran yang telah ia pilih. Semakin mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Agar orang-orang yang belum masuk Islam mengerti dan tertarik akan keindahan ajaran Islam, bukan karena paksaan, tipuan, maupun rayuan materi. Karena jika dakwah tidak terus dilakukan, maka iblis akan mudah mewujudkan janjinya menjerumuskan manusia untuk menemaninya di neraka. Karena Yahudi dan Nasrani tidak akan rela sebelum ummat Islam mengikuti mereka.
Lihatlah kondisi saat ini!, banyak ummat Islam yang tidak sepenuhnya menjalankan ajaran Islam. Mengenakan jilbab masih mengikuti trend dan menyerupai gaya orang yang tidak mengerti Islam (tabarrujal jahiliyyah), dimana semestinya mengenakan jilbab harus menjulur hingga menutupi dadanya [QS.An-Nuur:31], dan bahkan agar lebih tenang dan tidak memancing syahwat laki-laki maka Allah SWT memerintahkan agar mengenakan jilbab ke seluruh tubuh wanita [QS.Al-Ahzaab:59]. Jelaslah aturan Allah SWT mengenai diwajibkannya jilbab ini. Maka  tidak perlu diperdebatkan lagi meskipun ada istri atau anak ulama besar sekalipun jika jilbab yang ia kenakan tidak sesuai aturan Allah SWT maka tidak bisa dianggap suatu pembenaran bahwa mengenakan jilbab juga boleh seperti itu.

Aktivitas dakwah juga bertujuan agar ummat Islam semakin mengerti dan mau mempelajari ajaran Islam dengan benar. Aqidahnya benar, Ibadahnya benar, dan pada akhirnya akhlaknya juga akan benar. Memberikan motivasi agar menyempurnakan kepada jalan Islam. "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jekak syaitan karena sesungguhnya syaitan adalah musuh besar bagi kalian" (QS.Al-Baqarah ; 208).
Tantangan dakwah juga  untuk menghadang upaya sekelompok orang yang dengan terang-terangan mengedepankan akal pikiran dalam menafsirkan syariat. Ayat Al-Qur’an diterjemahkan seenaknya sendiri dengan bekal membaca transliterasi tanpa mengerti kaidah tafsir (qawa’iduttafsir) dan tanpa mengaji kepada guru yang memiliki ilmu. Sehingga akhirnya yang dilakukan adalah pilah-pilih  ayat Al-Quran yang sesuai dengan akal dan zaman. Padahal Allah SWT telah menjamin bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan didalamnya, yang diturunkan kepada orang-orang yang bertaqwa [QS.Al-Baqarah :2]. Allah SWT juga menantang kepada pihak-pihak yang meragukan Al-Qur’an agar mendatangkan ayat-ayat tandingan, dan jika tidak mampu maka disilahkan untuk saling bahu membahu untuk membuat ayat-ayat tandingan jika merasa benar (QS.Al-Baqarah : 23).


Dakwah kepada orang-orang yang belum memilih Diinul Islam sebagai jalan menuju ketenangan dunia dan kebahagiaan kekal di akhirat adalah memberikan penjelasan secara logis bahwa ajaran Islam sangat fair memperhitungkan setiap amalan pemeluknya dalam mencapai tujuan kebahagiaan dan ketenangan dunia akhirat. Setiap amalan akan dipertanggungjawabkan masing-masing kepada Allah SWT pada yaumul hisab nanti. Tidak ada perwakilan, tidak ada tanggung-menanggung dosa, tidak ada tebusan dosa maupun membeli surga. Janji Allah SWT bahwa surga akan diberikan kepada orang yang bertaqwa, yakni bagi mereka yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan-nya. Setiap ibadah yang diperintahkan Allah SWT mengandung kebaikan bagi orang yang menjalankan. Tidak ada bentuk ibadah yang diperintahkan Allah SWT mengandung kerusakan dan kemadharatan bagi yang menjalankannya. Jika ada yang menjalankan suatu ritual yang ia sebut ibadah tetapi menimbulkan kemadharatan baginya atau bagi pihak lain maka sudah dipastikan itu bukan ajaran Islam. Jadi berhati-hatilah dengan berbagai macam tipu muslihat iblis dan bala tentaranya. Saat ini banyak berkembang aliran-aliran yang mengatasnamakan Islam, tetapi mengajarkan membenci sana memuja sini. Mengagungkan syahwat dengan mengatasnamakan ibadah. Mengganti kewajiban ibadah dengan sejumlah materi. Maka itu bisa dipastikan bukan ISLAM. Wallahu a’lam.