Selasa, 16 Maret 2010
IKLAN KEBANGSAAN
Siang ini saat aku makan di sebuah warung makan, perhatianku tertuju pada sebuah iklan di televisi. Sebuah iklan kacang Duakelinci dengan durasi tak kurang dari 30 detik. Terus terang baru sekali ini aku melihat iklan itu, tapi yang menarik adalah tema yang diusung dengan mengangkat "Kota Pati" yang merupakan lokasi domisili pabriknya. Pesan yang tersirat adalah kebanggaan pemiliknya pada sebuah kota kecil yang terletak di sebelah timur kota Kudus Jawa Tengah. Sebuah kota kecil yang kurang dikenal karena mungkin perkembangannya lambat atau bisa dibilang "nggak maju-maju". Saya yang dilahirkan dan dibesarkan di Pati, saat ini berdomisili di Jakarta, kadang merasa sedih saat ditanya "asalnya dari mana.....?"... "Pati!" "....hah?!?" pasti perlu penjelasan tambahan "Semarang....atau dekat Kudus..." orang baru paham. Beda dengan Demak, Kudus, dan Jepara, orang akan langsung tahu.
Saya menduga-duga mungkin pemilik parusahaan Kacang Duakelinci yang awalnya didirikan oleh seorang taipan bernama Ho Sie Ak adalah orang asli "cah Pati"?, atau apakah mungkin hanya sebuah strategi untuk memenangkan pasar mengingat ada perusahaan serupa di Pati yaitu Kacang Garuda?.
Apapun alasannya, yang jelas iklan Kacang Duakelinci telah turut serta mempromosikan Pati.
Pati sebagai Kota Santri, ada Ulama besar seperti KH.Abdullah Salam, KH.Sahal Mahfudz, dengan ribuan pondok pesantren tempat menimba ilmu agama Islam. Disamping itu Pati juga dikenal dengan kota paranormal, anda yang pernah membaca tabloid "supranatural" disitu banyak terdapat iklan paranormal yang sebagian berasal dari Pati. Ditambah lagi akhir-akhir ini banyak dihiasi dengan rumah makan "karaoke" keluarga yang disinyalir banyak dimanfaatkan untuk prostitusi terselubung.
Untuk wisata kuliner, ada nasi gandul, soto kemiri, sego bening, mangut ikan pari/manyung asap.
Sungguh terharu, perasaan itu yang spontan muncul saat melihat iklan itu muncul. Semoga Pati dapat lebih dikenal dengan kemajuannya yang positif, dengan disertai peningkatan kemakmuran masyarakat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar