Berkah Herbal

Selasa, 31 Juli 2012

RAMADHAN DALAM PERSPEKTIF KEPEDULIAN UMMAT



foto pinjaman dari Wilson
Oleh : Mahrus Junaidi Elyass
 
Islam adalah agama yang menyempurnakan ajaran agama sebelumnya. Begitu sempurnanya hingga setiap aspek kehidupan terdapat tuntunannya. Tuntunan pokok tercantum dalam Al-Qur’anul Karim, dan tuntunan aplikatifnya adalah ucapan, perbuatan dan diamnya Rasululullah SAW yaitu Al Hadits (Qouliyah, Fi’liyah, Kauniyah), Ijma ‘ulama dan ijtihad.

Kesempurnaan Islam seperti yang telah dideklarasikan oleh Rosulullullah SAW dimana pada saat haji wada’ beliau berkhutbah bersamaan dengan turunnya wahyu Alloh

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu".QS.Al-Maidah;3
 
Tuntunan meliputi segala aspek kehidupan manusia baik yang berhubungan dengan Sang Khaliq/hablum minalloh maupun hubungan dengan sesama/hablum minannas.

Tidak akan sempurna keimanan seseorang bila tidak mampu memberikan porsi yang tepat atas aspek ini. Karena antara aspek hablumminalloh yang artinya menunaikan kewajiban beribadah kepada Sang Khaliq semestinya juga tercermin dalam aktivitas kehidupan nyata sesuai dengan tuntunan Alloh SWT, yakni melaksanakan setiap hal yang diperintahkan Alloh SWT dan menjauhi laranganNya.

Salah satu hikmah Shaum Ramadhan adalah aspek kepekaan sosial. Karena dengan berpuasa kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh fakir miskin. Bagaimana rasanya lapar dan haus, meskipun hanya sebatas subuh hingga berbuka waktu maghrib tiba. Sedangkan fakir miskin merasakan haus dan lapar tanpa jelas batas waktunya.  

Dengan shaum Ramadhan diharapkan muncul kepedulian kepada saudara kita yang kurang beruntung.

Alhamdulillah karena kita termasuk orang-orang yang diberikan kelebihan dibanding mereka yang kurang beruntung dari sisi materi. Karenanya jangan lupa mengeluarkan zakat yang menjadi kewajiban kita, karena dalam setiap harta yang kita peroleh ada hak mereka.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (QS. Adz-Dzariyaat 51; 19).
 
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (QS.Al Baqarah 2; 254).
 
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.Al Baqarah 2; 261)

Ramadhan adalah moment yang tepat untuk meningkatkan kepedulian dan amal kebaikan, karena setiap amal akan dilipatgandakan 700 kali lipat.

Kepedulian jangan hanya dari yang wajib saja yaitu masih ada shodaqoh, infaq dan wakaf. Agar nikmat kelebihan yang kita terima dapat bernilai dihadapan Alloh SWT.

“dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh  balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga). (QS. As Sabaa; 37)

 Rasulullah bersabda: “Tidaklah disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan.” [HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad (112), hadits ini hasan]

Zakat yang kita keluarkan sejatinya membersihkan harta dan jiwa, dan shodaqoh bermakna tasyakkur dalam rangka mengharap barokah dari setiap yang kita peroleh.

Tidak akan miskin orang yang mengeluarkan zakat dan tidak akan bangkrut bagi orang yang gemar bersedekah.

Zakat profesi : nishab 520 x harga beras (Rp 10.000) = Rp 5.200.000 x 2,5%

= Rp 130.000,-

1 wasaq = 60 sha`, 1 sha` = 2, 176 kg, maka 5 wasaq = 5 x 60 x 2, 176 = 652, 8 kg gabah. Jika dijadikan beras sekitar 520 kg. Maka nishab zakat profesi seharga dengan 520 kg beras

 Zakat maal : nishab 85 x harga emas (Rp 500.000) = Rp 42.500.000 x 2,5%

= Rp 1.062.500,-

 Membersihkan harta dengan cara berzakat, infaq, shadaqah bila dilihat secara fisik akan mengurangi jumlah harta yang dimiliki, tetapi dibalik itu terdapat hikmah yang luar biasa, yaitu :

1.     Membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir, pelit dan cinta dunia serta semakin mendekatkan diri kepada Alloh SWT

 Ambillah zakat dari kekayaan mereka, berarti kau membersihkan dan mensucikan mereka dengan zakat itu, kemudian doakanlah mereka, doa-mu itu sungguh memberikan kedamaian buat mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS.Attaubah;103)

2.     Tanggungjawab sosial ; betapa banyak orang-orang di sekitar kita yang kurang beruntung. Hidup dan akrab dengan kemiskinan dan kesusahan hidup, dan biasanya “kemiskinan cenderung dekat kepada kekufuran”. Mereka lebih mudah mengikuti ajakan orang yang memberi bantuan meskipun berakibat terjualnya iman, naudzubillah.

3.     Memberi manfaat kepada lingkungan ; seorang muzakki akan terasah kepekaan sosialnya, sehingga orang-orang disekitarnya yang mengalami kesulitan akan merasakan manfaat atas keberadaannya.

Rosulululloh bersabda : khoirunnas anfa’uhum linnas....

Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.

4.      Kesadaran bahwa harta hanya titipan dari Sang Maha Kaya Alloh SWT;  sehingga harta yang diperoleh bukan menjadi akhir kepemilikan pada dirinya. Harta yang diperoleh justru digunakan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT.    

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.Al Baqarah 2; 261)

5.     Tawakkal/berserah diri kepada Alloh SWT; harta yang di zakat-kan secara fisik akan berkurang namun disisi Alloh akan bertambah nilai barokahnya. Berbeda dengan tambahan pada riba justru akan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena riba sejatinya adalah mengambil manfaat secara pasti atas sesuatu yang tidak dapat dipastikan oleh manusia, karena kepastian adalah milik Alloh SWT.

6.     Memperkuat ukhuwwah ; Kesenjangan kondisi antara si kaya dan si miskin dapat dijembatani dengan hikmah zakat-infaq-shadaqah. Zakat bagi si kaya membersihkan jiwa dan harta, bagi si miskin sangat berarti bagi  kelangsungan hidupnya.

7.     Dzikrul maut ;  zakat adalah rukun Islam yang juga harus segera dilaksanakan dan jangan ditunda-tunda sebelum ajal lebih dulu tiba.

 "dan belanjakanlah sebahagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu dia berkata : “Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS : Al-Munaafiquun : 10-11).

 Dengan zakat, infaq dan shadaqah, bila dikelola dan disalurkan melalui program-program yang tepat insyaalloh si miskin yang pada saat ini menjadi mustahiq (penerima zakat) akan terangkat dari kemiskinannya dan menjadi muzakki pada hari mendatang.