foto pinjaman dari Wilson
Oleh : Mahrus Junaidi Elyass
Islam adalah agama yang menyempurnakan ajaran agama sebelumnya. Begitu
sempurnanya hingga setiap aspek kehidupan terdapat tuntunannya. Tuntunan pokok
tercantum dalam Al-Qur’anul Karim, dan tuntunan aplikatifnya adalah ucapan, perbuatan
dan diamnya Rasululullah SAW yaitu Al Hadits (Qouliyah, Fi’liyah, Kauniyah),
Ijma ‘ulama dan ijtihad.
Kesempurnaan Islam seperti yang telah dideklarasikan oleh Rosulullullah SAW
dimana pada saat haji wada’ beliau berkhutbah bersamaan dengan turunnya wahyu
Alloh
"Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu".QS.Al-Maidah;3
Tuntunan meliputi segala aspek kehidupan manusia baik yang berhubungan
dengan Sang Khaliq/hablum minalloh
maupun hubungan dengan sesama/hablum
minannas.
Tidak akan sempurna keimanan seseorang bila tidak mampu memberikan porsi
yang tepat atas aspek ini. Karena antara aspek hablumminalloh yang artinya menunaikan kewajiban beribadah kepada
Sang Khaliq semestinya juga tercermin dalam aktivitas kehidupan nyata sesuai
dengan tuntunan Alloh SWT, yakni melaksanakan setiap hal yang diperintahkan
Alloh SWT dan menjauhi laranganNya.
Salah
satu hikmah Shaum Ramadhan adalah aspek kepekaan sosial. Karena dengan berpuasa
kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh fakir miskin. Bagaimana rasanya
lapar dan haus, meskipun hanya sebatas subuh hingga berbuka waktu maghrib tiba.
Sedangkan fakir miskin merasakan haus dan lapar tanpa jelas batas waktunya.
Dengan
shaum Ramadhan diharapkan muncul kepedulian kepada saudara kita yang kurang
beruntung.
Alhamdulillah
karena kita termasuk orang-orang yang diberikan kelebihan dibanding mereka yang
kurang beruntung dari sisi materi. Karenanya jangan lupa mengeluarkan zakat
yang menjadi kewajiban kita, karena dalam setiap harta yang kita peroleh ada
hak mereka.
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk
orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian” (QS. Adz-Dzariyaat 51; 19).
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan
Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari
yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS.Al Baqarah 2; 254).
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.Al Baqarah 2; 261)
Ramadhan
adalah moment yang tepat untuk meningkatkan kepedulian dan amal kebaikan,
karena setiap amal akan dilipatgandakan 700 kali lipat.
Kepedulian
jangan hanya dari yang wajib saja yaitu masih ada shodaqoh, infaq dan wakaf.
Agar nikmat kelebihan yang kita terima dapat bernilai dihadapan Alloh SWT.
“dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga)”. (QS. As Sabaa; 37)
Zakat yang kita keluarkan sejatinya membersihkan harta
dan jiwa, dan shodaqoh bermakna tasyakkur dalam rangka mengharap barokah dari
setiap yang kita peroleh.
Tidak akan miskin orang yang mengeluarkan zakat dan tidak
akan bangkrut bagi orang yang gemar bersedekah.
Zakat profesi : nishab 520 x harga beras (Rp 10.000) = Rp
5.200.000 x 2,5%
= Rp 130.000,-
1
wasaq = 60 sha`, 1 sha` = 2, 176 kg, maka 5 wasaq = 5 x 60 x 2, 176 = 652, 8 kg
gabah. Jika dijadikan beras sekitar 520 kg. Maka nishab zakat profesi seharga
dengan 520 kg beras
= Rp 1.062.500,-
1.
Membersihkan
jiwa dari sifat-sifat kikir, pelit dan cinta dunia serta semakin mendekatkan
diri kepada Alloh SWT
Ambillah zakat dari kekayaan mereka, berarti kau membersihkan dan mensucikan mereka dengan zakat itu, kemudian doakanlah mereka, doa-mu itu sungguh memberikan kedamaian buat mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS.Attaubah;103)
2.
Tanggungjawab
sosial ; betapa banyak orang-orang di sekitar kita yang kurang beruntung. Hidup
dan akrab dengan kemiskinan dan kesusahan hidup, dan biasanya “kemiskinan cenderung
dekat kepada kekufuran”. Mereka lebih mudah mengikuti ajakan orang yang memberi
bantuan meskipun berakibat terjualnya iman, naudzubillah.
3.
Memberi manfaat
kepada lingkungan ; seorang muzakki akan terasah kepekaan sosialnya, sehingga
orang-orang disekitarnya yang mengalami kesulitan akan merasakan manfaat atas
keberadaannya.
Rosulululloh
bersabda : khoirunnas anfa’uhum linnas....
Sebaik-baik
manusia adalah orang yang bermanfaat bagi yang lainnya.
4. Kesadaran bahwa harta hanya titipan dari Sang Maha Kaya Alloh SWT; sehingga harta yang diperoleh bukan menjadi
akhir kepemilikan pada dirinya. Harta yang diperoleh justru digunakan sebagai
sarana mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS.Al Baqarah 2; 261)
5.
Tawakkal/berserah
diri kepada Alloh SWT; harta yang di zakat-kan secara fisik akan berkurang
namun disisi Alloh akan bertambah nilai barokahnya. Berbeda dengan tambahan
pada riba justru akan meruntuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena riba sejatinya
adalah mengambil manfaat secara pasti atas sesuatu yang tidak dapat dipastikan
oleh manusia, karena kepastian adalah milik Alloh SWT.
6.
Memperkuat
ukhuwwah ; Kesenjangan kondisi antara si kaya dan si miskin dapat dijembatani
dengan hikmah zakat-infaq-shadaqah. Zakat bagi si kaya membersihkan jiwa dan
harta, bagi si miskin sangat berarti bagi
kelangsungan hidupnya.
7.
Dzikrul maut
; zakat adalah rukun Islam yang juga
harus segera dilaksanakan dan jangan ditunda-tunda sebelum ajal lebih dulu
tiba.